Kisah Keluarga Buruh

    Kisah Keluarga Buruh
    Keluarga Buruh Pabrik

    OPINI - Derita Buruh tak henti, setiap hari dan setiap saat dinanti upah kerjanya dibayar. Nyelidik ingin tahu kisah Keluarga Buruh. Narasi diambil dari catatan kusam tempo dulu, untuk menoreh perjuangan 10 Agustus 2023 "Cabut UU Cipta Kerja (Omnibuslaw)".

    Mulanya Ke ATM di POM bensin yang sekalian ada warung kecilnya. Antrian panjang, maklum saatnya gajian buruh. Di antrian, pas di depanku, seorang anak muda lusuh di dampingi isteri dan 2 anaknya, yang satu digendong, masih bayi kecil menyusui, yang satu sekitar umur 4-5 tahun, keliaran di area makanan. Semua pakaian keluarga itu lusuh, jarang ngobrol, apalagi bercanda.

    "Kerja di mana, mas?", tanyaku. Dia menyebutkan salah satu perusahaan (aku tahu di mana itu). "Gajian, ya?", tanyaku lagi. "Iya, Bang", jawabnya datar. "Kapan gajiannya?" "Baru hari ini, Bang, ini baru mau diambil", jawabnya.

    Sekarang giliran dia menghadapi ATM lembaran 50 ribuan. Kulihat, pertama ambil uang Rp.1.250.000, -, sukses. Kedua kali, ambil jumlah yang sama, tidak sukses, melebihi batas saldo. Ketiga kali, ambil 900 ribu, tidak sukses, persoalannya sama. Keempat kali ambil 850 ribu, sukses. Jadi, semua uang yang dia ambil Rp.2.100.000, - Anaknya yang keliaran dipanggil, dia datang dengan menenteng 2 jenis makanan dan minuman, keripik kentang dan minuman susu. Bapaknya marah besar, keripiknya disuruh kembalikan, hanya minuman susunya boleh diambil.

    Gaji Rp.2.100.000, - di bawah upah minimum, mungkin di kantornya sudah dipotong utang koperasi, utang motor, COS serikat buruh dll, dan itu sisanya. Air dan listrik biasanya harus bayar langsung sendiri, sekitar 200-300 ribu. Makan sendiri saja 2 kali (yang sekali di pabrik) @ Rp.10.000, -, 20 ribu sehari, sebulan 600.000, - Bensin untuk pergi-pulang kerja 1 liter lebih sedikit, kira-kira 7 ribu sehari, sebulan 21 (hari kerja) 147 ribu. Katakanlah dia tidak merokok (1 bungkus sehari saja, sebulan bisa kena 510 ribu). Jadi, sisanya buat keluarga: Rp.2.100.000, - minus 300 ribu minus 600 ribu minus 147 ribu Sama dengan 1 juta 53 ribu, minus lagi untuk kontrakan atau kost, sekitar 400-500.000-, ITULAH NAFKAH UNTUK KELUARGANYA, 1 ISTERI, 2 ANAKNYA YANG MASIH BALITA.

    Upah buruh yang pas-pasan. Belum lagi derita diri dan keluarganya. Sebagai catatan, " Kata ilmu pengetahuan, sekali anak balita dimarahi, 300 sel otaknya mati. Maka wajar kaum buruh tahu bagaimana ia harus pertahankan, dan mengembang kesejahteraannya, dengan " Melawan Lupa". Bahwa, buruh atau rakyat juga aset negara yang wajib di rawat dan dipelihara.

    Mesuji, 08 Agustus 2023

    Cheudin, Penggiat Serikat Buruh

    mesuji lampung
    Udin Komarudin

    Udin Komarudin

    Artikel Sebelumnya

    Obyek Wisata Situ Pejaten Cikalahang Ditata,...

    Artikel Berikutnya

    Meriahkan HUT RI ke 78, Sunardi: Desa Mekar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    DPR Setujui Herindra Jadi Kepala BIN, Perkuat Sinergi Intelijen dan Pertahanan
    Ungkap 149.400 Ekor BBL, Polda Lampung Selamatkan Kerugian Negara Rp37,3 M
    Komnas Disabilitas Beri Penghargaan Polri terkait Rekrutmen Penyandang Disabilitas
    KKP Apresiasi Polda Lampung Ungkap Penyelundupan Baby Lobster

    Ikuti Kami